Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita pasti menghadapi berbagai masalah yang sangat
banyak dari segala aspek. Dan dalam keseharian kita mengenal yang namanya IQ
(Intellegence Quotient) yang merupakan cara untuk membuat suatu penilaian
kecerdasan seseorang dengan parameter verbal dan numerical yang dipercaya
sangat menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Kemudian teori itu kemudian
tumbang dan dibantah dengan adanya penilaian EQ (Emotional Quotient) yang merupakan
parameter emosional seseorang dalam penentuan kesuksesannya dihari mendatang.
Kedua
segi diatas adalah suatu parameter yang dipercaya dan tidak menyinggung
persoalan sisi religi dan spiritual sama sekali, yang tidak dapat ditinggalkan
dalam semua segi keduniawian. Kalau IQ seseorang itu dari mulai dia kecil tidak
dapat ditingkatkan, tetapi kalau EQ seseorang dapat dilatih dan ditingkatkan
dengan cara-cara tertentu.
Sementara
itu didalam tingkat permasalahan kehidupan yang semakin tinggi, beban hidup
yang semakin berat, dan segala pendukung kehidupan yang semakin kompleks, maka
sekarang orang baru mulai melirik sisi religi dan spiritual untuk mengisi
kekosongan jiwa mereka karena permasalahan diatas. Maka dari itu kemudian
kita mengenal adanya ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yang merupakan
pelatihan untuk meningkatkan tingkat EQ seseorang dengan tidak meninggalkan
sisi religi dan spiritualitasnya.
Dalam
proses pelatihan peningkatan tingkat EQ yang berhubungan dengan sisi religi dan
spiritualitas, maka proses terseebut disebut juga sebagai proses penjernihan
emosi atau dalam istilah asing lebih dikenal sebagai Zero Mind Process
(selanjutnya disingkat ZMP). Maka dalam pembahasan kali ini, penulis akan
membahas beberapa penjelasan singkat langkah-langkah yang dapat dicapai untuk
menuju proses penjernihan tersebut, yang juga dapat digunakan sebagai prinsip
seorang pendidik dalam interaksinya terhadap peserta didik dan dalam proses
belajar mengajar. Dan juga beberapa penjelasan tentang kegunaan suara hati atau
kebersihan hati (yang merupakan hasil dari proses ZMP) dalam kaitannya proses
belajar mengajar di kelas maupun diluar kelas.
A.
Hakikat Zero
Mind Process (ZMP)
Dalam
proses penjernihan emosi (ZMP), yang pertama-tama harus dilakukan adalah
mendahulukan pikiran obyektif yaitu dengan menjernihkan pikiran dari gangguan
hama yang mempengaruhi penilaian secara subyektif. Dalam penilaian terhadap
sesuatu adalah dengan menggunakan suara hati yang terdalam sebagai sumber
kebenaran, yang merupakan karunia Allah SWT.
Jikalau
dalam proses ini berhasil dilakukan maka yang terjadi adalah pikiran-pikiran
yang jernih dan bersih atau dapat disebut sebagai God Spot atau fitrah, yaitu
kembali pada hati dan pikiran yang bersifat merdeka serta bebas dari belenggu.
Maka
dari itu yang dimaksud dengan proses penjernihan emosi (Zero Mind Procees)
adalah proses dimana semua emosi dan pikiran kita dinol-kan dari belenggu yang
menutupi potensi manusia agar mampu mengeluarkan Spiritual Power (kekuatan
spiritual) yang dimilikinya. Hal-hal yang menutupi ini disebut sebagai
belenggu. Zero Mind Proses (ZMP) adalah suatu upaya untuk mengenali dan
menghapus apa yang menutupi potensi dalam God Spot. Belenggu-belenggu (ada 7
hal) tersebut akan diterangkan penulis pada bagian selanjutnya.
Bisa
dikatakan langkah pengenalan hama atau belenggu dan pembersihan God-Spot itulah
yang disebut Zero Mind Process atau pembentukan hati dan pikiran yang jernih
dan suci.
B.
Langkah-langkah
dalam ZMP
Dalam
ESQ, langkah -langkah untuk menuju kebersihan jiwa (Zero Mind) dalam rangka
meningkatkan tingkat emotional dan spiritual yg lebih tinggi dapat dilatih
dengan 7 (tujuh) langkah sebagai berikut :
1.
Hindari prasangka buruk, dan selalu mengupayakan berprasangka baik (positive
thinking ).
"Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah)."
Pekerjaan
yang didasari pada prasangka yang buruk akan berbuah kegagalan. Namun
sebaliknya apabila dalam pekerjaan selalu didasari pada prasangka yang baik,
maka akan berbuah keberhasilan yang baik pula.
Dalam
hal prasangka, sesungguhnya dibagi menjadi prasangka positif dan negative
(positive thinking dan negative thinking). Maka dalam prasangka yang pertama,
positif, selain berbuah keberhasilan, juga berbuah saling percaya antara satu
dengan yang lain, saling mendukung, adanya hubungan kooperatif, terbuka, dan
dapat menghasilkan performa yang terbaik dalam hidupnya.
Lain
halnya dengan negatif, adalah kebalikan dari positif. Yaitu akan terlahir sikap
defensif tertutup antar sesama, kemudian cenderung menahan informasi, tidak mau
bekerja sama dengan yang lain, juga tidak mampu bersinergi dengan orang lain,
kinerja dalam kesehariannya akan turun yang mengakibatkan turunnya performa,
bahkan akan tersingkir ditengah pergaulan sosialnya.
2.
Tinggalkan prinsip hidup yang salah, berprinsiplah selalu kepada Allah Yang
Maha Suci.
Dengan
adanya prinsip hidup yang benar, akan mempengaruhi sikap seseoran terhadap
orang lain pula. Prinsip yang tidak fitrah atau prinsip hidup yang salah akan
berakibat terhadap kegagalan, lahiriah atau bathiniah.
Hanya
berprinsip pada sesuatu yang abadi dan kekal akan mampu membawa manusia kearah
kebahagiaan hakiki yaitu berprinsip pada Allah SWT Yang maha Suci.
3.
Bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman masa lalu yang membelenggu pikiran dan
selalu berpikirlah merdeka.
Dengan
adanya pengalaman dalam kehidupan dan lingkungan akan sangat mempengaruhi cara
berpikir seseorang, yang berakibat pada terciptanya sosok manusia hasil
pembentukan lingkungan sosialnya.
Maka
pengalaman-pengalaman hidup sangat berperan dalam menciptakan pemikiran
pemikiran seseorang, sehingga membentuk paradigma yang melekat didalam
pikirannya yang mana paradigma tersebut dijadikan sebagai tolak ukur bagi
dirinya, atau untuk menilai lingkungannya.
Hal
ini jelas akan sangat merugikan dirinya sendiri atau bahkan orang lain. Ini
akan membatasi cara berpikir seseorang yang menyebabkan ia akan melihat segala
sesuatu dengan subyektif, bukan melihat sesuatu secara riil dan obyektif. Oleh
karena itu prinsip yang benar adalah dengan membebaskan diri dari
pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berfikirlah merdeka.
"Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta."
4.
Dengarkan semua suara hati, berpikirlah melingkar (circular thinking) sebelum menentukan kepentingan dan prioritas, dan jadilah
bijaksana.
Kepentingan
lebih bersifat mikro (diri sendiri), sedangkan prioritas bersifat makro
(universe) yaitu mengarahkan untuk melaksanakan hal yang tepat, dan yang benar.
Jika kepentingan umum yang lebih dikedepankan maka prinsip yang benar akan
melahirkan juga prioritas apa yang akan didahulukan. Pada intinya prinsip akan
melahirkan prioritas. Dan orang yang bijaksana akan mengambil suatu keputusan
yang mempertimbangkan semua aspek sebagai satu kesatuan tauhid atau prinsip
keesaan.
5. Berpikirlah secara integrative dan holistik dengan melihat semua sudut pandang secara adil berdasarkan semua suara hati yang bersumber dari Asmaul Husna.
5. Berpikirlah secara integrative dan holistik dengan melihat semua sudut pandang secara adil berdasarkan semua suara hati yang bersumber dari Asmaul Husna.
Adalah
berpikir secara prinsip keesaan dan secara satu kesatuan pikiran dan tindakan.
Setelah itu agar dapat berprinsip dan mengingat sifat-sifat Allah pada Asmaul
Husna.
6.
Periksa pikiran kita terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu. Jangan
melihat segala sesuatu karena pikiran, tetapi lihatlah sesuatu karena apa
adanya.
Dalam
sebuah penilaian terhadap sesuatu, kita sering dihadapkan pada masalah
perbandingan yang sesuai dengan pengalaman yang telah dialami sebelumnya dan
bayangan yang ada di alam pikirnya tersebut. Karena. Paradigma penilaian dalam
pikiran kita begitu mudah berubah berdasarkan pada keteguhan pikiran.
7.
Ingatlah bahwa semua kebenaran bersumber dari Allah SWT, dan jangan
terbelenggu.
Semua
kebenaran pada akhirnya, kelak akan tiba di satu sumber, baik secara sadar atau
tanpa disadari. Semua akan mengakui kebenaran Allah SWT dan Al-Qur'an serta
ajaran Nabi Muhammad SAW pada akhirnya. Dan bahwa suara hati sebenarnya
dorongan yang berasal dari sifat-sifat ke-Ilahian.
Ketujuh
sifat diatas, diharapkan dimiliki oleh setiap individu dari kita, bahkan
seorang gurupun harus memiliki sifat-sifat diatas guna menjadikan pedoman dan
landasan dalam berpikir obyektif dan secara jernih dengan didahului oleh
kemampuan mengenali factor-faktor yang mempengaruhinya. Cara yang paling
sederhana adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrah hatinya atau "God
Spot". Sehingga manusia- yang disini adalah guru, akan mampu melihat
dengan "mata hati", mampu memilih dengan tepat, memprioritaskan
dengan benar. Dari cara melihat yang obyektif ini maka keputusan yang diambil
akan benar-benar dengan cara yang adil dan bijaksana sesuia denga fitrah dan
suara hati.
C.
Kebersihan
Hati
Biarkan
hati berbicara walau tanpa suara, karena sesungguhnya hati yang bersih akan
berbicara kebenaran. Namun bila hati terkotori, tak ada bisikan kebenaran.
Bagi
setiap insan, hati adalah pusat kontrol diri atau pimpinan bagi diri di dunia
yang fana ini. karena itu, agar diri tetap berada pada jalan kebenaran
dibutuhkan pimpinan yang baik.
Pimpinan
yang baik akan membimbing kita pada jalan Allah dan rasul-Nya serta pimpinan
yang buruk akan membawa kita pada keinginan nafsu semata.
Hati
itu bagaikan cermin, jikalau bersih akan memantulkan kesempurnaan diri kita,
tetapi jikalau kotor tiada muncul yang lain kecuali keburukan semata.
Karenanya, hati harus senantiasa dibersihkan. Bersihnya hati akan senantiasa
memantulkan cahaya kebenaran.
Ary
Ginanjar dalam ESQ meyakini bahwa semua jawaban suara hati kita tentang
nilai-nilai kebenaran sama persis dengan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam
al-Qur'an, yakni yang terkumpul dalam Asmaul Husna. Sifat-sifat Allah tersebut
dapat dijadikan barometer untuk memastikan bahwa suara hati kita terbebas dari
nafsu dan bisikan syetan. Dan barometer tersebut dapat digunakan oleh para guru
saat mendengarkan suara hatinya.
Untuk
dapat mendengarkan suara hati tersebut, kita harus berpusat pada hati dalam
melakukan aktivitas pengajaran. Maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang
menyangkut keputusan dan tindakan pengajaran kita senantiasa diselaraskan
dengan suara hati kita. Yakinilah bahwa prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
diyakini sebagai pusat kehidupan memiliki daya magnetis dengan kebenaran suara
hati nurani. Bila hati sudah memiliki kekuatan dan cahaya, segala bisikannya
adalah suara prinsip-prinsip kebenaran dan nilai-nilai Ilahiyah. Inilah yang
akan membimbing kita dalam keputusan-keputusan yang kita buat serta menjadi
sumber motivasi dan rujukan untuk bertindak dan beraktivitas dalam dunia
kehidupan dan pengajaran. Suara ini akan mengarahkan kita pada pilihan-pilihan,
baik secara pribadi, keluarga, dunia profesi, mitra kerja, dunia bisnis,
aktivitas ritual, sosial, maupun untuk kesenangan.
Menemukan
suara hati dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Bila
mendapatkan masalah segera kembalikan pada hati, biarkan semua hal terucapkan
dalam hati, dengarlah yagn sesuai dengan sifat Asmaul Husna dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai hakiki.
Suara
hati merupakan pusat bisikan kebenaran. Hati akan selalu cenderung pada
perbuatan baik yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
hakiki. Karena itu, bila manusia hendak berbuat tidak baik, pasti hati
nuraninya akan melarang melakukan itu.
Bila
hati sudah menjadi pusat dari prinsip dan nilai-nilai hakiki, akan muncul
hal-hal sebagai berikut:
Tumbuh
kepribadian dengan sifat-sifat Ilahiyah
Kepribadian
dengan sifat-sifat Ilahiyah akan membawa guru pada sifat belas kasih kepada
peserta didik dan memperlakukannya sebagai anak. Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya aku bagi kalian adalah bagaikan bapak terhadap anaknya
(prinsip meyakini pembawa risalah kebenaran)". Prinsip keteladanan
menjadikan proses mengajar bagian dari taqarrub kepada Allah. Juga tidak merasa
berjasa pada peserta didik. Sekalipun jasa itu besar, memandang mereka juga
memiliki jasa karena sudah mengondisikan hatinya untuk mendekatkan diri pada
Allah SWT dengan menanamkan ilmu kepadanya.
Kalau
berbicara tentang suara hati, adalah bisikan yang datang dari hati nurani yang
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai hakiki. Energi
spiritual adalah kekuatan atau dorongan yang datang dari hati sanubari yang
sudah tersucikan dari nafsu dan amarah. Suara hati yang disertai energi
spiritual ini melahirkan kepribadian ilahi.
Pemanfaatan
panca-indera, otak kiri, otak kanan, dan hati secara optimal dan proporsional.
Pemanfaatan
panca-indera, otka kiri, otak kanan, dan hati secara optimal dan proporsional
memberikan tugas pada guru untuk tidak meninggalkan nasihat memacu prestasi
peserta didik sesuai dengan kemampuan dan bakat, dan sebaliknya meninggalkan
kesombongan karena merasa diri lebih unggul disbanding peserta didik lain. Guru
tidak mencela sesame gur dan pelajaran berlainan karena semua ilmu bersumber
dari satu sumber risalah.
Tercipta
pengajaran sepenuh hati, yang bebas dari energi negative, nafsu, dan amarah.
Adapun
terciptanya pengajaran sepenuh hati adalah upaya guru untuk memberikan
pengajaran sesuai dengan proporsi kemampuan peserta didik, mengajar secara
baik, dan menarik minat peserta didik.
Kesimpulan
Maka
dari itu yang dimaksud dengan proses penjernihan emosi (Zero Mind Procees)
adalah proses dimana semua emosi dan pikiran kita dinol-kan dari belenggu yang
menutupi potensi manusia agar mampu mengeluarkan Spiritual Power (kekuatan
spiritual) yang dimilikinya.
Dalam
ESQ, langkah -langkah untuk menuju kebersihan jiwa (Zero Mind) dalam rangka
meningkatkan tingkat emotional dan spiritual yg lebih tinggi dapat dilatih
dengan 7 (tujuh) langkah (yang telah diterangkan pada penjelasan sebelumnya).
Dari proses tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dan prinsip oleh setiap
pendidik dalam proses belajar maupun pengajaran terhadap peserta didik.
Untuk
dapat mendengarkan suara hati tersebut, kita sebagai seorang guru harus berpusat
pada hati dalam melakukan aktivitas pengajaran. Maksudnya adalah bahwa segala
sesuatu yang menyangkut keputusan dan tindakan pengajaran kita senantiasa
diselaraskan dengan suara hati kita. Yakinilah bahwa prinsip-prinsip dan
nilai-nilai yang diyakini sebagai pusat kehidupan memiliki daya magnetis dengan
kebenaran suara hati nurani.
Dari
sinilah semua permasalahan seorang pendidik terhadap peserta didik maupun
terhadap proses belajar mengajar, yang mana semua harus dikembalikan pada hati
agar kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar profesional dengan
kekurangan yang kita miliki.
Demikianlah
pembahasan dari penulis mengenai Zero Mind Process (ZMP) sebagai prinsip utama
yang harus dimiliki setiap individu, terutama seorang pendidik, dengan kekurangan
dan kelebihan dari penulis semoga pembahasan kali ini menjadi ishlah dan
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi teman-teman semua pada umumnya.
Referensi
Agustian,
Ary Ginanjar. 2004. ESQ: Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan
spiritual. Jakarta: Penerbit Arga.
Al
Qur'an dan Terjemahan. Penerbit Departemen Agama Republik Indonesia.
Rahmat,
Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas. Bandung: Mizan Media
Ramly,
Amir Tengku dan Erlin Trisyulianti. 2006. Pumping Teacher: memompa teknik
pengajaran menjadi guru kaya. Tangerang: PT. AgroMedia Pustaka.
manusia
yang didalam dirinya sudah tertanam ZMP, dia akan siap untuk menghadapi
berbagai rintangan karena mampu bersikap positif dan akan tanggap terhadap
suatu peluang serta bisa menerima pemikiran baru tanpa dipengaruhi dogma yang
membelenggu. Beberapa cirinya adalah merdeka dalam berpikir, dan hasilnya akan
tercipta pribadi-pribadi kreatif, berwawasan luas, terbuka atau fleksibel,
mampu berpikir jernih.
Ary
Ginanjar Agustian, ESQ: Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan
spiritual, (Jakarta: Penerbit Arga, 2004), hal.17
Maksud
dari berpikir melingkar adalah bahwa cara berpikir yang selalu dikaitkan dengan
adanya sifat Allah Asmaul Husna (99 Thinking Hats) atau thawaf suara hati.
Terimakasih.. ini membantu saya mengingatkan seseorang