Terjadi
gejala desakralisasi pernikahan
JAKARTA – Ketua Umum DPP Persatuan
Tarbiyah Islamiyah (Perti), Dr H Anwar Sanusi SH, MBA mengajak seluruh komponen
bangsa untuk menjadikan momentum terbukanya kasus video mesum sebagai sarana
untuk mawas diri, bahwa sesungguhnya di Indonesia ini tengah menggejala
desaklarasi pernikahan.
Dalam percakapan dengan Harian
Terbit di Jakarta, kemarin, Anwar Sanusi yang juga salah satu ketua DPP Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) melihat masyarakat, terutama kalangan artis,
sekarang cenderung melihat bahwa hubungan seks adalah sesuatu yang biasa dan
bisa dilakukan dengan siapa saja dan kapan saja.
Padahal pernikahan adalah sesuatu
yang sakral. Rumah tangga yang dibangun haruslah rumah tangga yang didasari
dengan semangat saling mencintai, dan semangat saling menjaga kehormatan diri
dan juga kehormatan keluarga. Namun yang terjadi sekarang ini terlihat, mereka
dengan mudahnya melakukan perselingkuhan, dan salah satu pasangannya
seolah-olah menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar.
Menurut Anwar Sanusi, dalam sebuah
rumah tangga, maka kedudukan seorang istri adalah sangat mulia. Dia seharusnya
menjadi seorang ibu yang menjadi penjaga moralitas bagi anggota keluarganya.
Lantas kalau memang seorang ibu rumah tangga tidak mampu menjadi penjaga moral,
lantas bagaimana nasib anak-anaknya ke depan, dan bagaimana pula nasib bangsa
ke depan.
Sebuah bangsa yang baik, harus
didahului dengan baiknya kehidupan masyarakat. Dan kehidupan masyarakat baru
akan tertata dengan baik, manakala kehidupan anggota masyarakatnya dalam hal
ini keluarga baik dan tertata dengan baik juga.
“Di situlah letaknya sebuah tatanan
masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujarnya.
Mantan anggota DPR RI ini
menambahkan, kalau melihat fenomena sekarang ini kelihatannya masalah
pernikahan sudah tidak dipandang sebagai sebuah benteng akhlak. Kalangan artis
yang semestinya menjadi teladan, ternyata perilakunya seperti itu. Belum lagi
dahulu ada artis yang kumpul kebo, hingga menghasilkan dua anak. Tapi tidak
diapa-apakan.
Karena itu seyogianya sekarang
masalah moralitas ini harus menjadi perhatian kita bersama. (taryono)
Posting Komentar